BLANTERORIONv101

Belajar Kitab Ngudi Susilo Pengarang KH. Bisri Mustofa

25 Oktober 2017
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillahi robbil ‘alamin wabihi nastain ‘ala umuriddunya wadin washolatuhu wasalmuhu ‘ala asrofil mursalin sayyidina muhammadin wa ‘ala ‘alihi washohbihhi ajmain ammaba’du. Alhamdulillah pada kesempatan kali kita dapat bertemu , semoga pertemuan awal kita kali ini mendapat ridho dari Allah Swt, amin ..amin ya robbal ‘alamin, disini kita akan belajar ilmu tentang banyak hal seperti kajian-kajian kitab syi’ir sebelum kita mengetahui apa itu syi’ir hendaknya kita membahas apa itu syair?. Kata syair memang sering kita dengar, tetapi masih ada banyak orang yang awam terhadap kata syiir, terutama bagi meraka yang belum pernah mengenyam pendidikan pesantren atau madrasah Salafiyah/Diniyah di tempat masing-masing. Pengertian syair secara umum adalah 1 puisi lama yg tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yg berakhir dng bunyi yg sama; 2 sajak; puisi; (KBBI, 2005: 1114). Sedangkan syiir merupakan salah satu bentuk syair, padanan puisi atau sajak dan syair dengan pengertian nadham, kalimat yang tersusun teratur dan bersajak (yang dapat dibuat melalui penguasaaan ilmu ‘Arudl atau sekedar meniru-selaraskan dengan wazan puisi teratur yang sudah ada). 

Dalam hal ini kita akan membahas kitab syi’ir ngudi susilo, ya sebuah kitab yang di karang oleh beliau K.H Bisri Mustofa dari Rembang Jawa Tengah, Kitab Ngudi Susoli di tulis dengan menggunakan huruf arab Pegon yaitu modifikasi huruf arab dengan ejaan Bahasa Jawa. Kitab ini disusun berdasarkan kaidah penulisan syi’ir Arab. Sedangkan cara pengajaran dilakukan dengan cara dilantunkan dengan tembang (bernyanyi). Orang Jawa santri menyebutnya syingiran atau singiran. Maksud tujuan bersyi’ir ini karena untuk mempermudah dalam menghafalkan isi materi dari syi’ir yang berupa materi pelajaran ahlak. Di kalangan pesantren ada kaidah yang menyebutkan bahwa pemahaman tidak akan sempurna kecuali dengan menghafal.



Kitab Ngudi Susilo, selesai disusun pada bulan Jumadil Akhir, tahun 1373 H di Kota Rembang. Tidak ada catatan pasti kapan kitab ini mulai di susun dalam bentuk cetak. Percetakan pertama yang memperbanyak kitab yaitu Muria Kudus, kitab Ngudi Susilo telah beberapa kali dilakukan penerbitan ulang. Akan tetapi, tidak ada penjelasan secara pasti jumlah edisi dan tahun cetak.Dilihat secara fisik, kitab ini termasuk kitab termasuk kitab saku karena ukurannya yang relatif kecil. Kitab dijilid dalam bentuk buku berukuran ¼ kertas folio, yaitu panjang 14 cm dan lebar 9 cm. Ketebalan kitab juga relatif sedikit, hanya 16 halaman. Dalam cover kitab tertulis, Syingir Ngudi Susilo: suko fitedah kanti terwilo (belajar akhlak: memberi petunjuk dengan jelas). Kemudian tepat di bawah identitas kitab tertulis nama pengarang yaitu Kiai Bisri Mustofa Rembang. 

Kitab ini memiliki 9 bab pembahasan diantaranya
1. Perkenalan
2. Bab Ambagi Waktu (membagi waktu)
3. Bab Ing Pamulangan (di sekolah)
4. Bab Mulih Sangking Pamulangan (pulang dari sekolah)
5. Bab Ana Ing Omah (ada di rumah)
6. Bab Karo Guru (dengan guru)
7. Bab Ana Tamu (ada tamu)
8. Bab Sikap Lan Lagak (sikap dan gaya)
9. Bab Cita-Cita Luhur (cita-cita luhur)

Untuk pembahasan bab-bab diatas, nanti kita akan bagi pertemuan selanjutnya sesuai dengan bab-babnya, alhamdulillah mungkin ini saja pertemuan awal kita semoga ada umur yang panjang dapatlah kita berjumpa kembali, bila ada kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya wassalamu’alaikum waroh matullahi wabarokatuh

2 komentar

  1. Unknown
    Unknown 1 Januari 2018 pukul 23.20

    pengen terjemahan bahasa indonesianya,,, untuk mempermudah dalam penyampaian materi pengajaran di pondok. ada nggak kang?

    Reply
    • Wafaku Berbagi
      2 Januari 2018 pukul 10.19

      kayaknya belum ada kang, adanya masih bntuk pegon