PENDAHULUAN
Sejarah islam sekarang telah berjalan lebih dari empat belas abad lamanya. Sebagaimana halnya sejarah setiap umat, sejarah islam pun mengalami pasang surut. Pada periode tertentu islam mengalami pertumbuhan dan perkembangan, pada periode selanjutnya islam mengalaminkemajuan dan kejayaan dan pada periode lain islam mengalami kemunduruan bahkan kehancuran.
Satu di antara beberapa sejarah peradaban Islam yang cukup menarik untuk bahan kajian ilmiah, yaitu masa pertengahan khususnya pada abad ke-17, karena abad tersebut terdapat tiga kerajaan besar, yaitu kerajaan Syafawi di Persia, kerajaan Mughal di India dan Kerajaan Utsamani di Turki.
PEMBAHASAN
A. Asal-usul utsmani
Nama Kerajaan bangsakanTurki Utsmani diambil dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Utsmani Ibnu Sauji Orthogol Ibnu Sulaiman Syah Ibnu Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah. Turki Utsmani berkuasa sejak abad ke-13 sampai abad ke-19. Raja pertama Turki Utsmani adalah Utsman dengan gelar Padisyah Alu Utsman atau Raja dari keluarga Utsman.
Setelah Ertoghrul meninggal dunia tahun 1280 M, kemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Utsman. Putra Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri Kerajaan Utsmani.[1] Kemunculan utsmani tidak bisa dipisahkan dari campur tangan atau bantuan dinasti Seljuk Rum dibawah kepimpinan Sultan Alaudin Syah II. Pada saat itu Arthogol berhasil menarik simpati Sultan Alaudin Syah ketika membantu proses berdirinya kerajaan Utmani. tidak bisa lepas dari andil Sultan Alaudin Syah II (Sultan Seljuk Rum), Arthogol dan Utsman. Ketiganya memainkan perannya mulai dari sebuah kelompok kecil sampai bentuk kerajaan yang sangat solid.
Terlepasnya Ustmani dari Seljuk diakibatkan ketidakmauan Utsmani untuk membantu Seljuk ketika mendapat serangan dari Mongo; yang berakhir dengan kekalahan Seljuk. Keadaan ini menyebabkan para pemimpin Seljuk bersepakat untuk membaiat Utsman sebagai pemimpin dan sejak itu roda pemerintahan kerajaan Utsmani dimulai.[2]
Wilayah kekuasan Utsman cukup luas yang mencakup semenanjung Balkan, Asia Kecil, Arab Timur Tengah, Mesir, dan Afrika utara. Turki Utsmani berkuasa sekitar 7 abad dengan 37 tahun.[3]Kerajaan Utamani mencapai puncak kejayaanya pada masa Muhammad Al-Fatih. Pada masa ini pula dapat mengalahkan wilayah Bizantium dan menaklukan Konstatinopel (1453M).
Puncak peradaban Dinasti Utsmani tidak dapat dipaskan dari hasil penaklukan Konstatinopel. Sebagai ibu kota, disitulah berkembang peradaban Dinasti Utsmani yang merupakan perpaduan dari berbagai macam peradaban. Dinasti Utsmani banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa persia .Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan,Dinasti Usmani dipengaruhi oleh Bizantium.Namun jauh sebelum mereka berasimilsi dengan bangsa-bangsa tersebut, sejak pertama mereka masuk islam, bangsa Arab telah menuntun mereka dalam bidang agama ,prinsip –prinsip kemasyarakatan ,dan hukum.Oleh karena itu ,huruf Arab dijadikan huruf resmi kerajaan.Pada masa ini terjadi beragam kemajuan dalam berbagai bidang.
B. kemajuan-kemajuan Turki Utamani
1. Bidang kemiliteran dan pemerintahan
Para pemimpin kerajaan Usmani pada masa-masa pertama, adalah orang-orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Dalam bidang kemiliteran pembaruan yang dilakukan oleh Orkhan tidak hanya dalam bentuk mutasi personil-personil pemimpin tetapi juga diadakan perombakan dalam keanggotaan. Maka dari itu terbentuklah pasukan Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat mengubah negara usmani menjadi mesin perang yang paling kuat, dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukan negeri-negeri nonmuslim.
Selain itu dalam mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-20. Karena jasa Sultan Sulaiman I yang amat berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qonuni.[1]
2. Bidang ilmu pengtahuan dan budaya
Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan, diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyakmengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banya mereka serap dari Bizantium. Sedangkan ajaran-ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan huruf mereka terima dari bangsa arab.
Selain itu dalam bidang seni bersyair hampir semua sultan Turki mempunyai minat yang besar. Bapak penyair muslim “Jalaludin Rumi” adalah orang yang berpengaruh dalam perkembangan seni bersyair di Dunia Islam, khusunya di Turki pada masa daulah Utsmaniyah. Diantara para penyair yaitu Sultan Walid, putra Jalaludin Rumi, Yazzi Oghlu dengan syairnya tentang sejarah hidup Nabi Muhammad, dan syekh Zada.[1]
Kerajaan Turki Usmani lebih memfokuskan kepada bidang kemiliteran, sementara bidang ilmu pengetahuan kelihatan tidak begitu menonjol. Namun demikian, Kerajaan Turki Usmani berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa banguan-bangunan masjid yang indah, seperti Masjid Al-Muhammadi atau Masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-fatih, Masjid Agung Sulaiman dan Mesjid Abi Ayyub al-Anshari. Salah satu mesjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang asalnya gereja Aya Sopia.
3. Bidang keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan dan politik. Masyarakat digolongkan berdasarkan agama dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlangsung. Karena itu, ulama mempunyai tempat tersendiri dan berperan besar dalam kerajaan dan masyarakat.
Pada masa Turki Utsmani tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling berkembang ialah tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulawi.[1] Aliran tarekat Bektasyi banyak berpengaruh di lingkungan militer, sedangkan tarekat Maulawiyah banyak berpengaruh di lingkungan pejabat pemerintahan.
C. Faktor-faktor kemunduran kerajaan Turki Utsmani diantaranya
1. Lemahnya kontrol yang sangat lemah terhadap wilayah yang luas.
2. Adanya peperangan Utsmani dengan Eropa.
3. Kemerosotan moral beberapa penguasa Utsmani..
4. Kemerosotan ekonomi yang di sebabkan oleh
a. Tingginya biaya peperangan.
b. Kurang pemasukan negara karena hilangnya pelabuhan.
c. Ditemukannya emas dan perak di Amerika yang memasok kebutuhan orang-orang Eropa
d. Ditemukannya jalur pelayaran langsung dari Eropa ke Dunia Timur.
5. Mengabaikan kesejahteraan rakyat karena terfokus pada peperangan.[1]
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar Istianah,Sejarah peradapan islam, UIN Malang press,2008
Yatim Badri,Sejarah peradapan islam, Jakarta:Rajawali press 2002
Sunanto Musyarifah,Sejarah islam klasik ,Bogor:Kencana,2003
\
Supriyadi Dedi,Sejarah peradapan islam,Bandung:Pustaka stia,2008
Supriyadi Dedi,Sejarah peradapan islam,Bandung:Pustaka stia,2008
[1] Badri yatim, sejarah, 137
[1] Dedi Supriyadi, Sejarah Perabadaan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 248
[2] Istianah Abubakar, Sejarah Peradaban Islam untuk perguruan tinggi islam dan umum, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), 122
[3] Dedi Supriyadi, Sejarah, 248
Social Media